Tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita semua mendengar nama ubi cilembu. Nama jenis kuliner ini dapat kita jumpai di Puncak, Jawa Barat, dimana sudah menjadi ciri khas daerah puncak, yang juga dikenal sebagai daerah wisata pegunungan. Rasanya sangat manis sekali, oleh karena itu orang sering menyebutnya ubi madu. Harganya pun sangat terjangkau sekitar Rp 5.000,00 – Rr 7.000,00/Kg, namun itu dulu, saat ini harganya sudah naik menjadi Rp 13.000,00/Kg. Hal ini membuat Saya ingin bertanya pada penjual ubi cilembu tersebut, mengapa harganya bisa naik samapi 80%. Oleh karena itu saat membeli ubi cilembu di Puncak, Jawa Barat 14 November 2008, Saya mengadakan wawancara singkat dengan penjualnya yaitu Bapak Iswanto. Menurut beliau, saat ini semua para penjual ubi cilembu atau ubi madu mengeluh kesulitan dalam berjualan. Hal ini disebabkan karena baku untuk memproduksi ubi cilembu sangat mahal, yaitu minyak tanah yang digunakan untuk memanggang ubi cilembu. Sekarang harga minyak tanah di Puncak, Jawa Barat mencapai harga Rp 8.000,00. Sehingga bila mereka tidak menjual ubi seharga Rp 13.000,00; mereka tidak bisa mendapatkan untung. Untuk memanggang 10-12kg ubi, Pak Iswanto memerlukan sekitar 5 liter minyak tanah. Saat ditanya mengapa tidak beralih ke gas, Pak Iswanto menjawab, “ Kalau pakai gas takut meledak karena dipakai terlalu lama dan juga plastik yang ada didalam selang gasnya bisa cepat meleleh. Sehingga harus diganti dan berat biayanya bila harus terus diganti.” Pak Iswanto hanya bisa berharap harga minyak tanah turun sehingga dalam berjualan ubi cilembu, ia tidak mengalami kesulitan seperti ini. Tingginya harga minyak tanah juga membuat sebagian para penjual ubi cilembu di daerah Puncak, Jawa Barat berhenti memproduksi ubi cilembu. Mereka lebih memilih menunggu turunnya harga minyak tanah daripada memproduksi ubi dengan harga minyak yang sangat mahal. Oleh karena itu mereka sangat berharap sekali harga minyak tanah segera turun ke harga normalnya. Mengingat mereka tidak bisa menunggu terlalu lama karena berjualan ubi adalah mata pencaharian utama mereka.
(Jessica.W)
Berarti program sosialisasi penggunaan gas belum efektif ya, buktinya para pedagang kecil masih ragu untuk beralih menggunakan gas karena merasa tidak safe. Mungkin lebih efektif kalai melibatkan opinion leader yang sifatnya personal, sehingga mereka bisa merasa yakin untuk mengadopsi inovasi tersebut. Btw, jangan lupa credit title buat fotonya ya!
Berarti program sosialisasi penggunaan gas belum efektif ya, buktinya para pedagang kecil masih ragu untuk beralih menggunakan gas karena merasa tidak safe. Mungkin lebih efektif kalai melibatkan opinion leader yang sifatnya personal, sehingga mereka bisa merasa yakin untuk mengadopsi inovasi tersebut. Btw, jangan lupa credit title buat fotonya ya!
ReplyDelete